Kerajinan Bambu Sumberagung, Yogyakarta
Alamat: Dusun Malangan dan Dusun
Tegal Ngijon, Desa Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta
Di desa Sumberagung terdapat
dua dusun yang menjadi sentra kerajinan bambu. Yakni Dusun Malangan dan Dusun
Tegal Ngijon. Malangan merupakan dusun yang memiliki warisan leluhur berupa
adat istiadat, budaya, dan kesenian. Warisan yang beruapa kesenian yaitu
sholawatan dan seni tari (Jathilan). Selain itu dapat melihat kerajinan keris
dari seorang empu yang menjadikannya sebagai pusaka tradisional. Kesan
tradisional juga dapat ditemui pada salah satu rumah penduduk yaitu rumah joglo
yang sudah mengalami sentuhan modern. Di dusun ini terdapat sekira 3 pengusaha
kerajinan bambu, namun yang cukup menonjol bernama Tunggak Semi yang sekarang
pemiliknya bernama Suryadi dengan memiliki kurang lebih 70 pegawai.
Tunggak Semi berdiri sejak 1965
yang dipimpin Ahmad Saidi. Sekira 32 tahun kemudian usaha itu dilanjutkan
putranya Suryadi. Dahulu usaha ini dibantu PT LIPIN (BUMN) dari Departemen
Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) dengan membuat model-model.
Tahun 1978-1979 Tunggak Semi
ini sudah mulai melakukan ekspor via eksportir di Jakarta. Dan kini, produk
bambu Sumberagung menembus Malaysia juga beberapa negara Eropa. Kisah
menginternasionalnya kerajinan bambu Sumberagung ini lantaran kerap mengikuti
pameran Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Tunggak Semi juga sering
dipercaya untuk memberikan pembinaan rutin (studi banding). Camat-Camat atau
Kepala Desa dari pelbagai daerah dikirim ke tempat ini untuk belajar kerajinan
bambu.
Selain Tunggak Semi di
Malangan, ada juga pengrajin-pengrajin yang lain Dusun Tegal Ngijon. Sebut saja
Surya Prima milik Mas Arianto, Sunardi, dan Haryono yang berdiri sejak April
2001. Industri yang mempekerjakan 9 tenaga harian dan 50 pekerja luar itu
memproduksi kap lampu, tempat roti parcel (box),
tempat kenduri, tempat sesaji di Bali, tempat kecantikan, dan lain-lain.
Kerajinan bambu Sumberagung
ini mendapatkan bahan utama, yakni bambu apus, dari Kulon Progo dan Minggir.
Bahan itu kemudian diolah menjadi beragam bentuk dan pengunaan.
Sumber:
Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009
http://www.tembi.org
Diskusi