Alamat: Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Kasongan merupakan pusat industri gerabah di Bantul.
Kawasan ini dikenal sebagai pemukiman pembuat barang-barang kerajinan dari
tanah liat atau lempung. Awalnya masyarakat Desa Kasongan hanya membuat peralatan untuk keperluan
rumah tangga. Seiring perkembangan, produk mulai bervariasi, mulai dari
souvenir, hiasan, pot, lampu hias, patung, meja, kursi, dan lain-lain. Produk asal tak hanya kondang di dalam negeri,
pasar ekspor pun turut menjadi langganan, antara lain Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Amerika, Belanda, dan lain-lain.
Daerah Kasongan berjarak sekira 4 km dari pusat kota. Di
sepanjang jalan utama desa terdapat kios-kios milik penduduk atau pengusaha
lain dari luar desa. Selain itu, masuk ke dalam kampung, masih banyak ditemui rumah-rumah warga yang dijadikan
sebagai tempat produksi. Pembuatan kerajinan gerabah tak terlalu rumit, lempung
digiling lalu dibentuk, bisa manual, dapat juga menggunakan alat. Setelah
dibakar selama 2-4 hari kemudian dilakukan pengecatan. Industri rumahan Kasongan memang
mengandalkan kerajinan ini sebagai kerja
ekonomi.

Seni mengolah tanah liat diperoleh warga secara
turun-temurun.
Konon tradisi itu bermula pada masa kolonial Belanda. Di Kasongan pernah
terjadi peristiwa yang mengejutkan warga setempat, seekor kuda milik petinggi
Belanda ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut
membuat penduduk ketakutan, karena takut terkena hukuman. Mereka akhirnya
melepaskan hak tanahnya. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, untuk
mengisi keharian, mereka memanfaatkan tanah di sekitar rumah kemudian
mengempal-ngempalnya, membentuknya menjadi barang beragam fungsi, kebanyakan untuk
barang keperluan dapur dan mainan anak-anak. Kebiasaan itu terus berlanjut dan
berkembang dari generasi ke generasi, sampai sekarang.
Paska gempa bumi pada 27 Mei 2006, kawasan ini
termasuk salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah. Para pedagang
mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Meski produk kerajinan gerabah Kasongan
sempat mengalami penurunan drastis, namun desa ini mampu bangkit. Pada 2009, Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul mencatat, jumlah unit
usaha kerajinan gerabah Kasongan jumlahnya mencapai 441 unit, melebihi jumlah
sebelum gempa sekira 401 unit. Hal itu berimbas pada kenaikan tenaga kerja,
dari sekira 1.995 menjadi 2.367.
Sumber: Gelaran Almanak Seni Rupa
Jogja 1999-2009
0 Response to "SENTRA KERAJINAN GERABAH KASONGAN, YOGYAKARTA"
Post a Comment