Memperbesar Payudara secara Alami dengan Kacang Panjang (Penelitian Edy Meiyanto)
Banyak wanita zaman
dulu yang sudah membuktikan khasiat kacang panjang. Mereka menggunakan buah
yang masuk dalam suku polong-polongan itu untuk merawat payudara. Dengan
mengoleskan kacang panjang yang sudah dihaluskan secara rutin pada payudaranya,
mereka yakin mahkota kebanggaannya itu akan lebih besar sekaligus terawat.
Edy Meiyanto |
“Di dalam
kacang panjang banyak mengandung flafonoit. Kita menduga bahwa mungkin karena
efek itunya maka dipakai masyarakat untuk merawat payudara, termasuk untuk
memacu pertumbuhan payudara.” tutur pria kelahiran Solo, 2 Mei 1962 itu.
Menurut Edy,
flafonoit itu umumnya memang bersifat estrogenik, tapi selain itu juga bisa
bersifat anti estrogen. Estrogen sendiri adalah suatu hormon yang mempengaruhi
proliferasi atau perbanyakan sel-sel epiteliel payudara khususnya.
Lebih jauh Edy
menjelaskan, dalam anatomi payudara itu ada lobulus-lobulus (kantong-kantong
air susu). Lobulus-lobulus itu dibentuk oleh sel-sel epiteliel. Kemudian kalau
sel epiteliel semakin banyak lobulus pun semakin banyak pula. Dan karena
lobulus semakin banyak maka akan mempengaruhi ukuran payudara, yaitu menjadi
lebih besar.
Dalam melakukan
penelitinnya, yang mula-mula dilakukan Edy adalah mengekstrak kacang panjang. Setelah
itu, ekstrak kacang panjang yang dihasilkan dicek untuk memastikan apakah benar-benar
mengandung flafonoit, dan hasilnya ternyata ekstrak itu mengandung flafonoit
yang cukup tinggi. Selanjutnya ia melakukan tahap penelitian baik secara in vitro
maupun in vivo.
Pertama adalah
secara in vitro, yaitu memakai kultur sel epiteliel payudara yang
dimasukkan ke dalam tabung dan kemudian diberi ekstrak kacang panjang tadi.
Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kacang panjang tadi
benar-benar bisa memacu proliferasi sel epiteliel payudara.
Setelah secara in
vitro terbukti maka Edy melakukan penelitian secara in vivo, yaitu
dengan binatang percobaan berupa tikus. Dengan metode in vivo, menurut
Edy akan diketahui apakah ekstrak kacang panjang itu bisa mempengaruhi
proliferasi sel epiteliel payudara secara lebih nyata.
Dituturkan oleh
Edy, bahwa sebuah penelitian kadang yang secara in vitro-nya sudah
terbukti, in vivo-nya entah. Invivo sangat kompleks karena bersangkutan
dengan sistem tubuh yang lain. Dan setelah dilakukan penelitian secara in vivo
pun, ternyata hasilnya juga positif. Tikus yang diberi ekstrak kacang panjang,
lobulusnya menjadi lebih banyak dibanding dengan yang tidak diberi ekstrak.
Dari
penelitiannya tersebut kemudian Edy menyimpulkan bahwa ekstrak etanolik kacang
panjang itu mempunyai efek signifikan dalam meningkatkan proliferasi sel
epiteliel payudara dan perkembangan kelenjar payudara melalui peningkatan
ekspresi reseptor estrogen. Namun, Edy juga mengatakan bahwa penggunaannya pada
dosis yang terlalu tinggi ternyata bisa menghambat proliferasi.
Selanjutnya Edy
berkeinginan dari penelitiannya itu akan tercipta sebuah produk kosmetik. Untuk
itu Edy mengakui ada kesulitan besar yang harus dihadapi. Bahan riset yang
diperlukannya sulit didapatkan di Indonesia dan kalau pun ada harganya sangat
mahal.
Edy mengungkapkan
bahwa sebenarnya ia sudah membuat krim dari kacang panjang itu. Tapi, karena
formulasinya masih kurang ideal maka belum bisa diaplikasikan. Edy pun masih
akan memperbaiki kualitas krim itu hingga hasil yang maksimal.
Dalam melakukan
penelitiannya itu Edy menggunakan biaya pribadi. Dia tidak mau mengajukan
proposal ke Dikti atau lembaga pemerintah lainnya. Ia takut hasil penelitiannya
akan diambil pemerintah. Menurutnya, hal-hal yang potensial itu sebaiknya
digarap sendiri.
Adapun
penelitian Edy itu sebenarnya sudah diikutkan dalam kompetisi nasional.
Penelitiannya itu oleh Edy diberi judul, “Kacang Panjang Untuk Perawatan
Payudara : Ekstrak Etanolik Kacang Panjang (Vigna Sinensis (L) Saviex Hassie)
meningkatkan Proliferasi Sel Epitel Payudara dan Perkembangan Kelenjar Payudara
melalui Peningkatan Ekspresi Reseptor Estrogen”.
Penelitian itu
pun telah berhasil menang dan mendapat penghargaan juara satu dalam kompetisi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Martha Tilaar Innovation Centre
(Ristek-MTIC) Tahun 2007. Penghargaan itu sendiri bertujuan untuk memotivasi
para peneliti dalam memadukan pengetahuan leluhur, teknologi, sumber daya alam
Indonesia, dan keinginan konsumen. (Sumber: Wawancara Edy Meiyanto, Thursday,
January 01, 2009, 3:00:00 PM by yunisa)
Diskusi